Breaking News
Loading...
Rabu, 26 Mei 2010

Awal Dari Cinta!


Sebelum adanya dunia ini, segala yang ada di semesta adalah hitam, padat, satu, dan antah berantah tak ada yang mampu menjelaskan. Kemudian, setelah sebuah takdir Tuhan jatuhkan, maka meledaklah sebuah ‘ruang tanpa tempat’, berdentumlah ‘hitam yang tak mampu dijelaskan’, terlepas dan mencuatlah ‘inti yang tadinya satu’ menjadi berjuta-juta benda dan luas seluas semesta jagad. Itulah, yang kupelajari ketika SMP, yang kata para ilmuwan disebut dengan “Big Bang”.


Ledakan dahsyat yang dinamakan Big Bang itu lantas menciptakan dimensi ruang, waktu, panjang, masa, cahaya, dan juga nyawa. Ketika ledakan itulah, tercipta semesta. Semesta yang Tuhan ciptakan dengan segala kuasa dan rahasia-Nya. Dari peristiwa itu, lahirlah benda-benda semesta jagad yang orang-orang kini sebut seperti halnya: Matahari, Bulan, Bintang, Bumi, Komet, dan segala partikel-partikel ruang angkasa lainnya. Juga termasuk langit. Disana, di atas langit ketujuh, adalah tempat misteri yang paling misteri. Tempat Tuhan bertahkta di atas singgasana-Nya. Tempat yang bernama ‘Arsy di atas sana yang gelap tempat Allah bersemayam. Tempat yang paling tinggi dan paling bodoh untuk dipertanyakan manusia—tempat yang terlarang untuk mempertanyakan dzat-dzat Allah sang pencipta semesta. Ya, kita akan gila jika mempertanyakan dan memikirkan dzat-dzat Allah.


Setelah Tuhan menciptakan segala alam dan isinya, Tuhan menciptakan dan menurunkan manusia ke atas Dunia. Dan, Selamat datang di ‘Dunia’!!! Dunia, yang memiliki langit biru di atasnya. Dunia, yang mempunyai matahari yang setiap pagi terbit menyinari seantero mayapada. Dunia, yang ketika malam memiliki keteduhan cahaya bulan dan gugusan bintang. Dunia juga memiliki laut yang indah dan gemuruh ombaknya yang menghempas, sebuah hiasan, sebuah kedamaian. Dunia ini duapertiganya adalah lautan, tahukah kamu kenapa Allah lebih banyak menciptakan lautan ketimbang daratan? Embuh! Dunia yang memiliki jutaan anugerah untuk disyukuri. Gunung, sungai, terjun, pematang, hijau pepohonan, embun di pagi hari, matahari yang menyinar bumi, nahkoda yang berlayar di samudera, senja, waktu, segala benih detik waktu, langkah-langkah yang mengekarkan kaki, hidup yang silih berganti, dunia yang penuh dengan senyuman, wajah-wajah yang kita sayang, belum lagi nafas yang senantiasa Allah curahkan hingga saat ini kita masih hidup setelah berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar tahun setelah ledakan “Big Bang” itu. Subhanallah...

Mulailah memikirkan-Nya melalui ciptaan-Nya. Melalui karya illahi-Nya untuk ma’rifat/ mengenal-Nya...

Maha suci Allah... Maha suci Allah... Allah menciptakan segala sesuatu atas dasar cinta. Allah membuat beredar matahari atas dasar cinta. Allah menghidupkan bumi atas dasar cinta. Allah menciptakan bintang, laut, daratan, awan, pelangi, atas dasar cinta. Burung yang Allah kepakkan sayapnya di udara itu pun atas dasar cinta. Binatang yang kecil: lebah, semut, umang-umang, bekicot, ikan di dasar laut, dan semuanya Allah turunkan atas dasar kasih dan sayang-Nya. Dan semua makhluk di atas bumi ini patut dan berhak untuk bahagia. “Cinta” pun Allah sematkan di hati insan manusia atas dasar cinta-Nya.

Apa yang Ia beri itulah anugerah terindah kita di hari ini. Oleh karena itu bersyukurlah! Bersyukurlah atas hidupmu...! Bersyukurlah atas langkah hidupmu selama ini! Dan bersyukurlah atas senyummu... Tafakur!

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 190-191)

Tafakur by Opick...

Sejauh-jauh mata memandang
Sedalam-dalam hati merasakan
Hanya setitik debu yang tertuang
Dalam syair pujian


Lepas hati memandang lautmu
Terheran diri pada langitmu
Berjuta kata tak cukup untuk
Melukis indahmu


Melihat bintang alangkah jauhnya
Melihat biru alangkah dekatmu
Melihat hutan melihat gunung
Siapa menjagamu
Mendengar tangis dalam deritamu
Rasakan luka dihari-harimu
Pada siapa air mata ini ‘kan mengadu

* * * * *

0 komentar:

Posting Komentar

Apa komentar kamu tentang artikel barusan? Tulis ya komentarmu...

Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2013 Langit Inspirasi Untukmu All Right Reserved